Korban Diam: Mengatasi Stigma Terhadap Korban Kejahatan Kekerasan Seksual di Indonesia
Korban Diam: Mengatasi Stigma Terhadap Korban Kejahatan Kekerasan Seksual di Indonesia
Korban diam, sebuah istilah yang sering kali menggambarkan kondisi para korban kejahatan kekerasan seksual di Indonesia. Mereka seringkali merasa takut untuk mengungkapkan pengalaman traumatis yang mereka alami, karena takut akan stigma dan diskriminasi yang mungkin mereka terima dari masyarakat sekitar.
Menurut data Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), setiap jam terdapat dua kasus kekerasan seksual yang dilaporkan di Indonesia. Namun, angka sebenarnya bisa jauh lebih tinggi mengingat banyak korban yang memilih untuk diam dan tidak melapor ke pihak berwajib.
Hal ini disebabkan oleh stigma yang masih melekat kuat di masyarakat tentang korban kekerasan seksual. Menurut psikolog klinis, dr. Ani Wijayanti, “Stigma terhadap korban kekerasan seksual seringkali membuat korban merasa malu dan merasa bahwa mereka yang bersalah. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap proses pemulihan korban.”
Untuk mengatasi stigma terhadap korban kekerasan seksual, dibutuhkan peran dari semua pihak, baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, maupun masyarakat itu sendiri. Pemerintah perlu memberikan perlindungan dan dukungan yang cukup bagi korban, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya menghormati dan mendukung korban kekerasan seksual.
Menurut Direktur Eksekutif LBH Apik, Nur Rofiah, “Masyarakat perlu berperan aktif dalam memberikan dukungan dan perlindungan bagi korban kekerasan seksual. Jangan menyalahkan korban atau meragukan cerita mereka. Sebaliknya, berikanlah dukungan dan kepercayaan kepada mereka untuk membantu proses pemulihan mereka.”
Dengan memberikan dukungan dan menghilangkan stigma terhadap korban kekerasan seksual, diharapkan para korban tidak lagi merasa takut untuk berbicara dan melaporkan kejadian yang mereka alami. Sehingga, mereka dapat mendapatkan perlindungan dan bantuan yang mereka butuhkan untuk proses pemulihan mereka.
Jadi, mari kita bersama-sama berperan aktif dalam mengatasi stigma terhadap korban kekerasan seksual di Indonesia. Dengan begitu, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi para korban kekerasan seksual untuk mendapatkan keadilan dan pemulihan yang mereka butuhkan. Ayo, lawan stigma dan berikan dukungan untuk korban kekerasan seksual!